BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dua
pelayanan penting dalam kegiatan-kegiatan produksi adalah pemeliharaan
(maintenance) dan
penanganan bahan (material handling). Pemeliharaan yang baik menjamin bahwa
fasilitas-fasilitas produktif akan dapat beroperasi secara efektif. Hal ini
dihasilkan dari suatu kombinasi
pemeliharaan preventif yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan perbaikan
kerusakan. Bila terjadi kerusakan, secepat mungkin harus diperbaiki agar biaya
sistem mesin yang tidak produktif dan tenaga kerja menganggur dapat
diminimumkan. Berbagai sistem penanganan bahan juga esensial bagi produksi
efektif. Dengan demikian dapat diketahui apakah bahan-bahan akan dipindahkan
dengan truk pengangkut bahan atau menggunakan sistem ban berjalan kompleks yang
dikendalikan komputer, sehingga kegiatan utamanya adalah mengkoordinasi
perpindahan atau pergerakan bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi
dari satu fasilitas ke fasilitas yang lain. Dengan tujuan agar bahan yang tepat
ada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat serta dalam kuantitas yang
tepat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Pemeliharaan dan penanganan bahan ?
2. Apakah
tujuan dari pemeliharaan dan penanganan bahan ?
3. Sebutkan
fungsi-fungsi dari adanya pemeliharaan dan penanganan bahan ?
4. Apa
saja kegiatan yang terdapat dalam pemeliharaan dan penanganan bahan ?
5. Sebutkan
jenis-jenis dari pemeliharaan dan penanganan bahan ?
6. Apa hubungan pemeliharaan dan penanganan bahan
dengan proses produksi ?
7. Sebutkan
prinsip sistem penanganan bahan ?
8. Hal–hal
apa saja yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya penanganan bahan ?
9. Apa
tugas dari bagian penanganan bahan ?
10. Bagaimana
pemilihan peralatan penanganan bahan ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari pemeliharan dan penanganan bahan.
2. Untuk
mengetahui tujuan dari pemeliharaan dan penanganan bahan.
3. Untuk
mengetahui fungsi-fungsi dari adanya pemeliharaan dan penanganan bahan.
4. Untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam pemeliharaan dan penanganan
bahan.
5. Untuk
mengetahui jenis-jenis dari pemeliharaan dan penanganan bahan.
6. Untuk
mengetahui hubungan pemeliharaan dan penanganan bahan dengan proses produksi.
7. Untuk
mengetahui prinsip sistem penanganan bahan.
8. Untuk
mengetahui hal–hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya penanganan bahan.
9. Untuk
mengetahui tugas dari bagian penanganan bahan.
10. Untuk
mengetahui cara pemilihan peralatan penanganan bahan.
D. Manfaat
Penulisan
1. Agar
mengetahui pengertian dari pemeliharan dan penanganan bahan.
2. Agar
mengetahui tujuan dari pemeliharaan dan penanganan bahan.
3. Agar
mengetahui fungsi-fungsi dari adanya pemeliharaan dan penanganan bahan.
4. Agar
mengetahui kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam pemeliharaan dan penanganan
bahan.
5. Agar
mengetahui jenis-jenis dari pemeliharaan dan penanganan bahan.
6. Agar
mengetahui hubungan pemeliharaan dan penanganan bahan dengan proses produksi.
7. Agar
mengetahui prinsip sistem penanganan bahan.
8. Agar
mengetahui hal–hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya penanganan bahan.
9. Agar
mengetahui tugas dari bagian penanganan bahan.
10. Agar
mengetahui cara pemilihan peralatan penanganan bahan.
BAB
II PEMBAHASAN
A. PEMELIHARAAN
(MAINTENANCE)
1.
Pengertian
Pemeliharaan (Maintenance)
Tindakan merawat mesin atau
peralatan pabrik dengan memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan
mesin. (Setiawan F.D, 2008). Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam
bukunya “Production Management” pemeliharaan (maintenance) adalah
sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki
fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar
fungsional dan kualitas). Menurut Sofyan Assauri (2004) pemeliharaan adalah
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan
mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya
terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Kata pemeliharaan diambil dari
bahasa yunani terein artinya merawat, menjaga dan memelihara.
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa
diterima. Dari berbagai definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan
perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai
dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.
2.
Tujuan
Pemeliharaan (Maintenance)
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen
pemeliharaan mesin. Tujuan pemeliharaan yang utama sebagai berikut:
a.
Untuk
memperpanjang kegunaan asset,
b.
Untuk menjamin
ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan
laba investasi maksimum.
c.
Untuk menjamin
kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan
darurat setiap waktu,
d.
Untuk menjamin
keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan
Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
a.
Kemampuan
produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
b.
Menjaga kualitas
pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu
sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
c.
Untuk membantu
mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang
di investasikan tersebut.
d.
Untuk mencapai
tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan
secara efektif dan efisien.
e.
Menghindari
kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja,
f.
Mengadakan suatu
kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan
dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return
on investment) yang maksimum dan total biaya yang minimum.
3. Fungsi Pemeliharaan (Maintenance)
a.
Mesin dan
peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat
dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
b. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan berjalan dengan lancar.
c.
Dapat
menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan
kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi
berjalan.
d.
Peralatan
produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula.
e. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari
mesin dan peralatan produksi yang digunakan.
f. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan
baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,
g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan
peralatan produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi
yang ada semakin baik.
4. Kegiatan-kegiatan
Pemeliharaan (Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut
Manahan P. Tampubolon, (2004) meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut:
1) Inspeksi (inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau
pemeriksaan secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui
apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik
untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan,
maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan
hasil inspeksi dan berusaha untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan
dengan melihat sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi.
2) Kegiatan teknik (engineering)
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru
dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta
melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan
dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau
peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan
terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak didapatkan atau
diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan.
3) Kegiatan produksi (Production)
Kegiatan ini merupakan
kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu merawat, memperbaiki mesin-mesin
dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang
diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksankan kegiatan service dan
pelumasan (lubrication). Kegiatan produksi ini diperlukan usaha-usaha
perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
4)
Kegiatan administrasi (Clerical Work) Kegiatan administrasi ini
merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai
biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan
biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts)
yang dibutuhkan, laporan kemajuan (progress report) tentang apa yang
telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya
perbaikan tersebut, komponen (spareparts) yag tersedia di bagian
pemeliharaan. Jadi dalam pencatatan ini termasuk penyusunan planning dan
scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek atau diperiksa,
dilumasi atau di service dan di resparasi.
5) Pemeliharaan bangunan (housekeeping)
Kegiatan ini merupakan
kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin
kebersihannya.
5. Jenis-jenis Pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari
saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara (Corder,
Antony, K. Hadi, 1992), yaitu :
1)
Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
Pemeliharaan terencana
adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorganisir untuk mengantisipasi
kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Corder, Antony,
K. Hadi, (1992) Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama
yaitu:
a.
Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan
(preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi
kondisi yang mungkin menyebabkan produksi terhenti atau berkurangnya fungsi
mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan,
kondisi tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi semula atau dengan kata
lain deteksi dan penanganan diri kondisi normal mesin sebelum kondisi tersebut
menyebabkan cacat atau kerugian.
b.
Pemeliharaan korektif (Corrective
Maintenance)
Pemeliharaan secara
korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan
secara berulang atau pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian
(termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu
kondisi yang bisa diterima. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pemeliharaan ini meliputi
reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul
diantara pemeriksaan, juga bongkar pasang (overhaul) terencana.
2)
Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak
terencana adalah pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan
dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius,
misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk
keselamatan kerja. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pada umumya sistem
pemeliharaan metode tak terencana adalah, dimana peralatan yang digunakan
dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan
digunakan kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.

Gambar 1.
Diagram alir dari pembagian pemeliharaan
6.
Hubungan Pemeliharaan dengan Proses Produksi
Menurut Sofjan Assauri (2004) agar proses produksi
berjalan dengan lancar, maka kegiatan pemeliharaan yang harus dijaga dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Menambah jumlah
peralatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan, dengan demikian akan di
dapat waktu rata-rata kerusakan dari mesin yang lebih kecil,
2)
Menggunakan
pemeliharaan pencegahan, karena dengan cara ini dapat mengganti suku cadang (part)s
yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak,
3)
Diadakannya suatu
cadangan di dalam suatu system produksi pada tingkat kritis, sehingga mempunyai
suatu tempat parallel apabila terjadi kerusakan mendadak. Dengan adanya suku
cadangan ini, tentu akan berarti adanya kelebihan kapasitas terutama untuk
tingkat kritis tersebut, sehingga jika ada mesin yang mengalami kerusakan,
perusahaan dapat berjalan terus tanpa menimbulkan adanya kerugian karena
mesin-mesin menganggur,
4)
Usaha-usaha untuk
menjadikan para pekerja di bidang pemeliharaan ini sebagai suatu komponen dari
mesin-mesin yang ada, dan untuk menjadikan mesin tersebut sebagai suatu
komponen dari suatu sistem produksi secara keseluruhan,
5)
Mengadakan
percobaan untuk menghubungkan tingkat-tingkat sistem produksi lebih cermat
dengan cara mengadakan suatu persediaan cadangan diantara berbagai tingkat
produksi yang ada, sehingga terdapat keadaan dimana masing-masing tingkat
tersebut tidak akan sangat tergantung dari tingkat sebelumnya.
B. PENANGANAN BAHAN (MATERIAL HANDLING)
1. Arti dan Peran Penanganan Bahan Penanganan
bahan (material handling) adalah kegiatan mengangkat, mengangkut dan meletakkan
bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik, kegiatan mana dimulai
dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada barang
jadi/produk akan dikeluarkan dari pabrik. Penanganan bahan (material handling)
memiliki peran penting dalam suatu pabrik. Pada perusahaan yang maju,
pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan perusahaan
pabrik dan memakan biaya lebih dari lima puluh persen (50%) dari seluruh
biaya produksi. Biaya penanganan bahan terdiri atas upah untuk orang yang memindahkan
bahan (material handling), biaya investasi dari berbagai alat pemindahan bahan
yang digunakan, dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan dan termasuk dalam
biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari biaya-biaya penanganan
bahan (material handling) ini ada sebagian yang termasuk dalam biaya langsung
(direct cost) dan ada sebagian lagi yang merupakan biaya tak langsung (indirect
cost).
2. Tujuan Penanganan Bahan (Material Handling) Tujuan penanganan bahan (material
handling) adalah sebagai berikut:
1)
Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat
kerja, "Make Ready"
2)
Melakukan
kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang "Do"
3)
Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari tempat
kerja "Put Away ".
Pada dasamya tujuan diadakannya penanganan bahan (material
handling) adalah untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga
disimpulkan bahwa tujuan penanganan bahan (material handling) adalah untuk mengangkat, mernindahkan
serta menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan proses produksi agar
barang-barang dapat diselesaikan
tepat pada waktunya, serta unutuk menekan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
3.
Hal – Hal yang Perlu
Diperhatikan dalam Penanganan Bahan (Material
Handling)
1)
Produk, bentuk dan ukuran, jumlah unit rata-rata yang
harus dipindahkan, daya tahan terhadap getaran dan benturan,
bentuk dari bahan baku, dan barang setengah jadi yang harus dipindahkan.
2)
Pabrik, lokasi pintu, lokasi tangga, daya tahan lantai,
letak rungan, dan jalur yang tersedia.
3)
Proses produksi, urutan, arah pemindahan material, dan
perlengkapan produksi.
4)
Peralatan penanganan
bahan.
4.
Prinsip Sistem Penanganan Bahan (Material Handling)
Prinsip dasar
sistem penanganan bahan ada 17,
yakni:
1)
Sistem penanganan bahan yang disusun harus memenuhi tujuan dan persyaratan
dasar.
2)
Sistem
penanganan dan penyimpanan hendaknya terintegrasi. Peralatan penanganan bahan dan prosedurnya didisain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan
faktor kemampuan manusia dan keterbatasannya.
3)
Metode
dan peralatan penanganan bahan yang dipilih harus memberikan biaya
per unit angkut yang rendah.
4)
Faktor
pemakaian energi dari sistem material handling dan prosedurnya harus
diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.
5)
Pemakaian
ruangan yang seefektif mungkin.
6)
Sedapat
mungkin memanfaatkan gaya berat dalam memindahkan bahan dengan tetap
memperhatikan keterbatasan.
7)
Gunakan
komputerisasi dalam penanganan bahan.
8)
Dalam
penanganan dan penyimpanan arus data harus terintegrasi dengan arus fisik
material.
9)
Urutan
operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien.
10) Standarisasikan
metode dan peralatan penanganan bahan.
11) Mekanisasikan
peralatan penanganan bahan untuk efisiensi.
12) Metode dan
peralatan penanganan bahan harus mempunyai dampak minimal
terhadap lingkungan.
13) Metode
penanganan harus sesederhana mungkin dengan mengeliminasi, mengurangi atau
mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak perlu.
14) Metode dan
peralatan harus bisa menangani berbagai kondisi operasi.
15) Metode dan
peralatan material handling harus sesuai dengan peraturan keselamatan yang
berlaku.
16) Sistem material
handling harus mencakup jadwal pemeliharaan, jadwal perbaikan, serta kebijakan
jangka panjang.
5.
Manfaat dari penanganan bahan (Material
Handling)
1)
Penghematan biaya produksi, penurunan biaya persediaan,
penggunaan ruangan lebih efisien, serta meningkatkan produktifitas perusahaan.
2)
Pengurangan sisa afval, yaitu produk-produk yang tidak
sesuai standar.
3)
Menaikkan luas produksi.
4)
Peningkatan kondisi kerja karyawan.
5)
Distribusi material akan berjalan lebih baik.
6.
Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Menurunkan Biaya Penanganan Bahan (Material Handling)
1)
Pengurangan
jumlah dan jarak pengangkutan. Hal ini dapat ditempuh dengan mengadakan
perubahan terhadap layout.
2)
Pengurangan
waktu yang dibutuhkan di dalam pengangkutan bahan. Hal ini dapat dicapai dengan
mengurangi atau menghilangkan sama sekali waktu-waktu menunggu (waiting time).
Dengan melakukan penghematan terhadapwaktu maka akan terdapat penghematan
berbagai macam biaya disampung itu jadwak waktupun dapat dipercepat.
Penghematan waktu berarti pula pemanfaatan alat-alat penanganan bahan secara lebih efektif.
3)
Pemilihan
alat pengangkutan bahan yang tepat alat-alat pengangkutan bahan harus dipilih
agar biaya operasional dan biaya modalnya minimum, terdapat keluwesan yang
tinggi dalam pengangkutan bahan-bahan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi,
dan sebagainya.
7. Tugas-tugas dari bagian penanganan bahan (material handling) antara lain:
1)
Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan
bagaimana kegiatan penanganan bahan dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
2)
Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari
perkembangan alat-alat penanganan bahan yang baru.
3)
Memberikan nasihat-nasihat/rekomendasi mengenai
perbaikan-perbaiakan yang perlu dilakuakan dalam cara-cara pemindahan
penanganan bahan dan dalam pemasangan perlengkapan atau peralatan penanganan
yang baru.
4)
Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan
perlengkapan atau peralatan penanganan (handling) yang baru tersebut.
8. Aspek-aspek produksi yang menyangkut penanganan
bahan (material handling):
1)
Desain produk (product design), dimana produk yang
direncanakan haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diangkut atau
dipindahkan.
2)
Perencanaan tata letak (plan lay out), dimana bagian-bagian
dan peralatan haruslah diatur agar supaya pemindahan bahan-bahan/barang-barang
dalam proses dapat berjalan dengan lancar, sehingga dapat mengurangi waktu
pengerjaan dan waktu penanganan bahan.
3)
Perencanaan produksi (production planning), di mana
urutan-urutan proses produksi haruslah diatur sedemikian rupa sehingga
pemindahan bahan-bahannya mudah dilaksanakan.
4)
Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar
handling-nya mudah, dimana bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau dipindahkan.
9. Pemilihan peralatan penanganan bahan (material handling) Peralatan penanganan bahan dalam suatu
perusahaan pabrik dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu:
1) Peralatan jalan tetap (fixed Path Equipment), yaitu
peralatan penanganan bahan yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses
produksi, dan tidak dapat digunakan untuk maksud-maksud lain. Sifat-sifat dari Peralatan jalan tetap ialah:
a. Biasaya
terhantung atau ditentukan oleh proses produksi.
b. Sifatnya
sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk mengangkut
barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan tidak dapat digunakan
untuk kegiatan yang lain.
c. Mesin-mesin
atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga listrik. Contoh fixed
path equipment adalah: Ban berjalan (conveyor), Derek (cranes), Lift
(elevator), Kereta api.
2) Peralatan jalan bervariasi (varied Path Equipment), yaitu
peralatan penanganan bahan yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan untuk
bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau memindahkan
bahan-bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari peralatan jalan bervariasi ialah:
a. Biasanya
tidak tergantung dari proses produksi
b. Dapat
dipergunakan bermacam-macam operasi
c. Mesin-mesin
atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga manusia
atau tenaga mesin (motor). Contoh dari varied path equipment adalah: Bermacam-macam
truk, Forktruck atau forklift, Kereta dorong
3) Karakteristik bangunan, kapasitas beban lantai akan mempengaruhi berat
peralatan penanganan bahan yang dapat digunakan.
4) Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan, Faktor
ini akan menentukan jumlah peralatan tipe tertentu dibutuhkan, dimana ini juga
tergantung pada jumlah bahan yang diangkut per periode.
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi
pemeliharaan dan penanganan bahan merupakan kegiatan yang penting bagi sebuah
perusahaan. Karena pemeliharaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk merawat
ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi
dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan
hasil produk yang berkualitas. Dan penanganan bahan adalah kegiatan
mengangkat, mengangkut dan meletakkan bahan/barang-barang dalam proses di
dalam pabrik, kegiatan dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di
pabrik sampai pada barang jadi/produk dikeluarkan dari pabrik. Keduanya
mempunyai peran yang penting dalam mendukung proses produksi, agar dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen.
B.
Saran
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan.Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami
butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://gusasta.blogspot.com/2013/03/material-handling-tipe-tipe-layout-dan.html